FORUM INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Minggu, 18 Juli 2010

Membaca Puisi Tak Semudah Yang Kubayangkan

Oleh: Atirah Shalsabila

Hai namaku Atirah Shalsabila, aku biasa dipanggil dengan Atirah atau Shasa. Aku lahir di Semarang, tepatnya pada hari Koperasi 12 Juli 2000. Aku sekarang duduk di kelas 4C SD Islam Al Azhar 14. Cita-citaku ingin menjadi dokter gigi dan designer. Hobiku ??? Main komputer, baca buku, main biola dan masih banyak lagi. Tokoh idolaku, hmmm…yang nomor satu pastilah Nabi Muhammad SAW, Albert Einstein, Mom n Dad, dan Alm. Ws. Rendra.

Menjadi pembaca puisi yang baik tak semudah yang kubayangkan. Aku sangat bersyukur karena bisa menjadi salah satunya. Pertama aku baca puisi mulai dari TK A. Awalnya aku tidak mau, tapi Mamaku bilang kalau mau ikut lomba, nanti dibelikan teropong, ya...saat itu aku sangat ingin mainan teropong agar bisa lihat bintang diangkasa.

Selesai lomba, jadi deh beli teropongnya. Aku juara harapan II saat itu. Dari situlah aku mulai menyukai puisi dan selalu ikut lomba dan alhamdulillah sering menang.

Proses awal membuat dan membaca puisi kadang membosankan. Dulu kalau lagi tidak mood latihan, aku kabur pulang ikut mobil antar jemput. Sampai di rumah aku langsung diomelin Mama deh. Yang paling susah itu menciptakan puisi. Banyak sekali kritikan sampai kantong kritikannya penuh. Ada yang bilang kurang puitis, kependekan, bahasanya, bahasanya baku banget, terlalu panjang kalimatnya dan lain-lain. Tapi dengan kritikan itu aku bisa belajar lebih baik. Bukankah seperti kata pepatah “ Practice makes perfect”, kalau kita latihan terus semua jadi mudah.

Pengalaman yang tidak akan kulupakan adalah saat kelas III, aku dinobatkan sebagai “juara I lomba bercerita Al Azhar Se-Indonesia di Jakarta”. Di panggung aku bisa tersenyum bangga saat dilayar tertulis namaku. Aku pulang ke Semarang dengan wajah gembira. Rasanya hatiku berbunga-bunga.

Persiapan lomba harus betul-betul matang mulai dari ekspresi, intonasi, kelancarannyapun juga. Selain di rumah aku juga dilatih di sekolah. Untuk suara jangan makan gorengan dan es krim dulu agar suara menjadi lebih baik.

Saat datang di tempat lomba kulihat buanyak peserta yang datang, perasaan dag dig dug, gemeteran menjadi satu. Tibalah saat pengumuman, aku deg-degan banget akhirnya aku juara I ditingkat Dabin, kecamatan tetapi aku harus berhenti ditingkat kota, aku juara III tapi tidak apa-apa namanya juga lomba ada yang menang dan ada yang kalah.

Thank you very much to Allah SWT, Mom n dad, guru-guruku dan Special for bu Hanik yang sudah melatihku dan nggak lupa untuk semua teman-teman yang sudah menyuportku dan jangan lupa doakan agar KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) Karyaku bisa diterbitkan oleh Mizan, amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar