FORUM INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Senin, 04 April 2011

Hand Phone

Kolom Untuk Anak

Ada sebuah keramaian “kecil” pada hari Sabtu, 4 Desember 2010 di kelas VI, hemmm...kelas yang paling senior nih. Kira-kira keramaian apa sih yang ditimbulkan oleh para guru kelas VI yang kompak, saat itu (narcis.com?....NO!)

Ahay….rupa-rupanya murid-murid kelas VI kejatuhan rejeki dari langit. Ada razia HP dadakan (ya iyalah, kalau diberitakan dulu bukan razia dong namanya).

Razia saat itu membuat para guru sedih dan prihatin, karena panen yang diperoleh sungguh berlimpah. Ada 45 buah HP dan sebagian besar keluaran baru. Ini adalah salah satu jenis panen yang tidak diharapkan para guru (hiks…hiks… L).

Sesuai prosedur, maka seluruh HP yang dibawa oleh anak-anak dikumpulkan, ditandai, disimpan di sekolah dan diambil keesokan harinya oleh para orangtua. Alhamdulillah, ternyata para Ayah dan Bunda secara umum sangat mengerti, kooperatif bahkan mendukung Sekolah serius terhadap peraturan ini.

Anak-anak, murid SD Islam Al Azhar 14 Semarang yang cerdas-cerdas dan jujur, sekolah melarang kalian membawa HP ke sekolah bukan untuk mempersulit kalian dan menjauhkan kalian dari perkembangan teknologi komunikasi yang sudah makin canggih ini. Peraturan ini dibuat justru untuk melindungi kalian dari penggunaan HP yang kurang tepat dan bisa berakibat buruk.

Mungkin kalian sulit memahami ini, tapi coba kalian renungkan dan jujur dalam diri kalian masing-masing, tentang manfaat dan keburukan yang kalian dapatkan ketika menggunakan fasilitas HP saat tidak ada pengawasan dari orangtua dan guru.

Nah, bagus…kalian mulai mengerti dan bisa memahami ini. Tidak diragukan lagi kalian memang anak-anak yang cerdas.

Ingat semua, peraturan masih sama lho dan berlaku untuk semua murid dari kelas I sampai kelas VI. Selama kalian belajar di Sekolah, titipkan HP kalian pada orangtua ya, karena sekolah punya komitmen dengan aturan ini. Kalau secara tiba-tiba kalian butuh menghubungi orangtua, nah…seperti biasa, telpon di TU bisa kalian andalkan, eit…tapi harus ijin dulu ya (J) .

Pendapat dan komentar Siswa:

· Bayu Abdilah N. 6 A

Hal Positif, kalau menurut saya razia HP dapat melatih kejujuran karena kalau ada seseorang yang menyembunyikan HP maka dia anak yang tidak jujur, namun sebaliknya kalau ada seseorang yang memberikan Hpnya kepada orang yang merazia maka dia anak yang jujur.

Hal negatif, Razia HP merugikan karena bila ada teman yang menanyakan sesuatu kepada saya maka orang tersebut akan sulit mendapat informasi entah itu PR, tugas atau yang lain-lain.

· Zahra Kinanti 6 B

Saya setuju dengan razia HP yang dilakukan oleh sekolah, karena ini dilakukan untuk menertibkan siswa. Guna membawa HP ke sekolah hanya dapat mengganggu pembelajaran. Karena jika saat ada telepon atau sms pasti minta izin dulu atau diam-diam membalas saat belajar di sekolah.

· Helmy Yusuf 6 C

Menurutku memang sebaiknya dilakukan razia HP, karena jika tidak para murid akan terus membawa HP pada hari sekolah, mungkin ada yang nekat membawa pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at.

· Arimbi Sekar 6 D

Menurutku, razia itu boleh dilakukan kapan saja, tidak hanya hari Sabtu, agar kita lebih disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah.


Kolom untuk orangtua

Perkembangan teknologi semakin hari semakin canggih dan sudah memasyarakat. Bahkan teknologi menjadi salah satu indikasi berkembangnya sebuah kebudayaan. Diakui atau tidak, HP merupakan salah satu bentuk teknologi yang paling cepat dan mudah berkembang, bukan hanya sebagai alat komunikasi saja namun sudah menjadi gaya hidup tersendiri.

Fitur-fiturnya yang makin menarik dan fungsi yang makin meluas, seperti; sms, mms, radio, tv, kamera, record, blotooth, game dan yang paling ramai dicari akhir-akhir ini adalah fungsi untuk mengakses internet dengan mudah, menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memiliki HP sebagai alat komunikasi sekaligus multimedia.

“Hari gini gak punya HP, apa kata dunia?,” barangkali inilah kalimat yang muncul dalam benak sebagian masyarakat. Sehingga menjadi kebanggaan tersendiri ketika memiliki HP khususnya dikalangan para pelajar lebih khusus lagi pada anak-anak. Apalagi bila orangtua mendukung dengan memfasilitasi HP canggih atau terkini.

Namun sudahkah kita, para orangtua melakukan fungsi kontrol terhadap penggunaan faslitas yang satu ini. Mengingat dampak yang muncul dari penggunaan HP terutama di kalangan anak-anak.

Tidak kita pungkiri manfaat HP bagi anak-anak, namun kitapun tidak lantas menutup mata terhadap dampak buruk yang diakibatkan dari HP itu sendiri maupun ketika terjadi penyalahgunaan.

Sekolah telah berkomitmen untuk melarang murid-muridnya membawa HP ke sekolah, bukan karena anti perkembangan teknologi. Hal ini lebih pada bentuk perlindungan terhadap anak dari akibat negatif yang muncul dari penggunaan HP, apalagi yang kurang sesuai dengan fungsi utamanya.

Beberapa data berikut ini mungkin perlu dicermati oleh kita semua, tentang dampak buruk yang muncul dan terjadi di tengah-tengah murid SDI Al Azhar 14 Semarang.

1. Menurunnya konsentrasi belajar anak, karena mereka asyik dengan game dan ber-sms ria bahkan hingga larut malam.

2. Persaingan sosial, dimana murid saling bersaing untuk memiliki HP terbaru supaya tidak malu karena dianggap ketinggalan jaman.

3. Pornografi, dimana dalam sebuah kuesioner yang diberikan kepada 1 paralel murid diperkuat dengan interview langsung oleh guru, ternyata HP merupakan media yang cukup sering digunakan oleh beberapa anak untuk akses pornografi, baik disengaja maupun tidak disengaja.

4. Emotional abuse, pun terjadi karena HP digunakan untuk mengganggu temannya baik melalui sms maupun mised call, sehingga temannya tersebut menjadi tidak nyaman baik di rumah maupun di sekolah.

Dan masih banyak lagi kasus, dimana kasus-kasus tersebut jelas anak ada dalam posisi sebagai korban. Korban dari malfungsi teknologi yang diperkuat dengan kurang adanya kontrol yang simultan dari kita para orangtua.

Melihat kondisi dan realitas yang ada, bukan berarti menjauhkan kita dan anak-anak dari hingar bingar kemajuan teknologi. Namun, diharapkan menjadikan kita semakin peduli dan bentuk kepedulian kita salah satunya adalah dengan menjalankan fungsi kontrol terlebih pada anak-anak kita yang masih dibawah umur.

Satu ajakan dari kami, selamatkan anak-anak kita agar tumbuh menjadi generasi muslim yang cerdas, bermoral dan bermartabat. Mereka berhak mendapat perlindungan karena mereka adalah aset bagi diri mereka sendiri bahkan bagi keberlangsungan negri yang thoyibatun wa rabbun ghofur. (Emma Noviana - Guru BK Kelas V - VI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar